Selasa, 13 September 2011

tolong menolong


Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(QS. Al-Maidah:2)


5 Februari 2011

Senja mulai nampak, menenggelamkan matahari dalam balutan awan mendung, saya kembali mengahampiri motor kesayangan saya yang saya parkir di depan masjid yang sepi. Tanpa rasa curiga, saya mulai menyalakan motor dengan menStarter melalui pedal motor. Hm.. Tidak menyala, mungkin karena terlalu lama diparkir begitu pikir saya. Biasalah motor butut banyak rewelnya tapi walau rewel begitu motor itu yang digunakan bapak saya ketika dulu mengantar ke SD menimba ilmu, so motor itu sudah banyak berjasa buat saya dan keluarga, mungkin kalau perlu disematkan gelar Pahlawan di depan nama merknya.. Hehe ^^
Kembali ke cerita sore tadi, saya kembali menggenjot pedal motor, sudah berulang kali namun there is nothing… T.T. akhirnya saya coba cek bensin, masih full lalu saya mulai beranjak ke bagian depan bawah motor berniat mengecek busi motor yang mungkin kotor. AH.. Disitulah saya terkejut. Penutup busi yang menghubungkan kabel dan busi hilang. Hmmm.. Kesal rasanya,
bagaimana mungkin penutup yang tertempel rapat bisa hilang. Ini pasti ada yang sengaja ngambil, begitu pikir saya dan mulai menruh curiga pada siapapun yang berada di masjid, termasuk takmir (Astaghfirullah.. Jangan ditiru ya).
Setelah mendapat jawaban dari takmir yang tidak tahu apa-apa. Akhirnya bersama teman yang menunda kepulangannya, kami mencari bengkel terdekat untuk membeli penutup busi, semoga masih ada yang buka, harapku dengan cemas karena bila tidak dapat berarti saya harus menuntun motor sepanjang perjalan.. Aaa..Tidak!!
Alhamdulillah ternyata masih ada, cap busi all type dengan harga Rp. 10.000,00 syukurlah tidak mahal. Adzan mahghrib berkumandang ketika kami sampai di masjid. Saya langsung memasang cap busi masih dengan persaan cemas dan tidak tenang. Ah tidak bisa… pasti kabelnya diputus, pikir saya. Teman saya menyuruh untuk sholat terlebih dahulu, "biar tenang", katanya. Hm.. Ok, saya mengambil wudhu dan masuk masjid. Setelah salam saya seperti mendengar suara motor saya yang khas, saya langsung keluar dan melihat teman saya dan seorang bapak di dekat motor saya yang menyala. Alhamdulillah… but what happen?
Ternyata ketika saya wudhu ada seorang bapak yang memarkir motor di masjid berniat sholat, teman saya pun mencoba bertanya mengenai motor saya dan selanjutnya dengan bantuan bapak itu motor pun bisa menyala. Alhamdulillah…. Allah menunjukan kasih sayangnya melalui pertolongan bapak itu…
Kembali teringat ketika saya berjalan dengan perisitiwa tidak lama sebelum itu, saya berjalan bersama teman saya di jalanan yang becek. Tidak jauh dari situ ada 2 orang laki-laki berusaha mengeluarkan motor yang masuk dalm kubangan lumpur. Melihat gelagat mereka yang dalam kesulitan, teman saya menyuruh saya membantu 2 orang laki-laki tersebut, padahal sebelumnya tidak ada niatan sama sekali, akhirnya dengan sepenuh tenaga kami mengangkat motor tersebut dan membebaskan dari jeratan lumpur. "terima kasih ya mas" kalimat terakhir yang saya ingat dan membuat saya tersenyum bangga.

 ah.. Sungguh Indah apabila hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain, bisa membuat orang lain tersenyum bahagia bukankah itu memberikan kebahagian tersendiri bagi diri kita. Mengutip dari apa yang diucapkan oleh Mario Teguh, "hal pertama yang didapatkan orang yang memberikan kebaikan adalah kebaikan".
Mungkin kalimat itu yang mewakili peristiwa yang saya alami. Bisa jadi Allah mendatangkan bapak ke masjid karena timbal balik dari beberapa waktu sebelumnya saya membantu pemuda mengeluarkan motornya. Sungguh sebuah pelajaran yang berharga bagi diri saya. Menimbulkan kesadaran untuk membantu orang lain yang kesusahan tanpa permintaan dari orang tersebut adalah sebuah nilai sosial yang tinggi harganya. Maka dari itu marilah kita bersama mewujudkan rasa itu karena kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain agar pundak kita semakin kuat membawa beban, mulailah dari saling menanggung beban. Bukankah sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain?
Wallahualam bi Shawab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar